Dokter itu adalah profesi yang masih dianggap sangat terhormat di kalangan masyarakat. Padahal menurutku, profesi dokter itu tidak seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Banyak tantangannya, banyak resikonya dan tentu saja besar biaya pendidikannya. Jika orang menganggap mahasiswa kedokteran itu super sibuk, iya memang karena mereka dituntut memiliki waktu belajar yang lebih banyak. Adakah mahasiswa kedokteran yang banyak nganggurnya? iya tergantung pribadi masing-masing, kalo mau jadi mahasiswa kedokteran yang nyantai ya terserah. mau jadi mahasiswa kedokteran yang super sibuk dan membawa manfaat, ya itu hak individu masing-masing.
untuk menjadi seorang dokter umum membutuhkan waktu minimal 5,5 - 6 tahun. padahal jika kuliah di jurusan selain kedokteran umum atau gigi, mungkin 6 tahun sudah mendapat gelar Master (S2). Apalagi mengingat menjadi dokter terkadang bukan serta merta keinginan dan cita-cita pribadi. Tidak semua orang yang masuk menjadi mahasiswa kedokteran memiliki cita-cita sebagai dokter. Trust me... include me. Tapi banyak juga temanku yang mengingatkanku untuk bersyukur. Beberapa orang ingin menjadi dokter tapi mereka tidak bisa, tidak bisa karena mungkin nasib mereka atau mungkin memang mereka tak punya biaya yang cukup. Aku sadar bahwa memang seharusnya aku bersyukur. Tetapi tetap saja ada sesuatu dalam lubuk hatiku yang mengingatkanku bahwa ini semua tak kujalani sepenuh hati. Dokter bukanlah profesi impianku, itulah kenyataan dalam hati dan pikiranku.
Mungkin juga pemikiran itu adalah bentuk dari "excuse" yang membuatku tak bersemangat dan putus asa. Aku lelah berusaha menjadi dokter. Aku lelah berusaha untuk menjadi yang bukan aku inginkan. Tapi tetap saja aku harus melakukan ini semua. Aku adalah anak angkat yang bertanggung jawab untuk membalas budi dan mengangkat derajat kedua orang tuaku. Aku adalah satu-satunya harapan mereka. Mengapa aku terus berpikiran untuk menyerah? mengapa aku terus berpikir untuk mengakhiri hidupku atau meninggalkan semua keluargaku? Bukankah itu terlalu kejam? bukankah aku ini kejam?
Aku tidak tahu harus dekat dengan Allah. Aku justru malah menjauhiNya. Aku juga telah banyak berbohong kepada kedua orang tua angkatku, yang menyayangiku tanpa lelah. Tapi mengapa aku lelah membuat mereka tertawa? Mengapa aku jadi begini Tuhan?
Andai saja, Mr. W bisa membantuku, atau dr. C, dr. D dan dr. A mau membantuku lulus di gelombang 2 ini dan aku bisa yudisium bulan Mei ini, aku akan bahagia. Mungkin aku bisa sedikit lega. meskipun aku telah membuat orang tuaku kecewa. Ya Tuhan... aku mohon luluhkan hati orang-orang yang akan kutemui hari Senin besok. aku ingin mereka mau membantuku. Maafkan aku Tuhan sudah menjauhiMu. Aku tak bisa berpikir apa-apa. Aku bingung harus melakukan apa.