Merajut Mimpi sambil Membenahi Diri

Ini adalah BLOG Dokter Galau... Dokter yang bingung bagaimana menjalani kehidupannya dan menggapai cita-citanya

Jumat, 31 Agustus 2012

MAFIA KAMPUS Bag. 1

Hari ini aku ingin bercerita...
tentang dilema sebagai mahasiswa kedokteran. Aku sih tidak peduli dengan apapun pendapat orang lain di kampusku jika mereka membaca blog ku.
AKU BENCI KAMPUSKU.

TIDAK ADA YG BISA DIBANGGAKAN DARI KAMPUSKU SAAT INI.

Ingin sekali aku menjadi bagian dari almamaterku dan memberikan kontribusi yang besar untuk kampus. Sayangnya, yang aku tahu kampusku itu bejat, kampus yang hanya memikirkan materi tanpa memikirkan kualitas moral mahasiswanya.

Dari mulai pendaftaran masuk menjadi mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran kampusku hingga perjalanan kuliah sampai selesai. Tak satupun dari bagian itu yang lepas dari kecurangan, nepotisme, kejahatan dosen dan mahasiswa dalam manipulsi nilai. Iyaaa.... semua yang ada di kampusku adalah gambaran manipulasi kehidupan yang paling sempurna.

Ceritanya begini...
Kesejahteraan dosen dan mahasiswa di kampusku itu tidak sepenuhnya patut diacungi jempol. Biasa saja sih fasilitasnya. Cuma menurut beberapa dosen, gaji mereka itu kecil, tidak sebanding pula dengan gaji pegawai negeri. Padahal kan biasanya kalau kerja di swasta itu gajinya lebih besar. Selain itu, kuantitas pekerjaan yang dibebankan kepada dosen itu juga besar dan sangat banyak.

Bicara tentang fasilitas untuk mahasiswa, lambat laun sih makin diperbaiki dan ditambah jumlahnya. Dulu kuliah di ruangan yang sempit dan hanya AC sebanyak dua buah yang dibagi dengan 150 mahasiswa per kelas. Luar biasaaaa.... panas bukan? Sebenarnya AC yg terpasang itu empat buah tapi yang bisa digunakan hanya dua. Berkali2 dosen dan komting (alias ketua kelas) mengajukan komplain. Tapi para dosen bilang bahwa komplain atas rusaknya fasilitas di kampus itu hanya akan masuk telinga kiri dan keliar telinga kanan. Percuma dan takkan alias sulit dilaksanakan.
Kampus yang memprihatinkan.

Kampusku adalah perguruan tinggi swasta yang berada di satu naungan yayasan. Menurut sejarahnya, kampusku didirikan oleh petinggi Golkar. Maka dari itu jas almamaterku berwarna kuning muda. Bukan kuning seperti Universitas Indonesia loh yaaa....

Satu tahun pertama kuliahku, aku masuk menjadi anggota sebuah unit kegiatan mahasiswa yang bergerak di bidang jurnalistik. Aku belajar menjadi wartawan dan bagaimana menjadi orang yang kritis. Meskipun aku mahasiswa kedokteran, tapi aku tertarik di dunia jurnalistik. Wartawan itu adalah agen pengawas di semua sektor, baik pemerintahan maupun masyarakat. Mulai dari badan eksekutif sampai lapisan masyarakat paling bawah sekalipun. Menurutku... itu layak untuk ku pelajari.

Sejak itulah aku mengenal dunia kampusku sesungguhnya. Korupsi yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa baik di tingkat universitas maupun fakultas, kemudian korupsi yang dilakukan tiap unit kegiatan mahasiswa, dilakukan rapi karena berdalih itu adalah hak mahasiswa. Korupsi juga dilakukan oleh pejabat2 dekanat yang pernah dibongkar oleh beberapa aktivisnya di tiap fakultas. Parahnya pula yayasan kampusku adalah pusat koruptor yang selalu mudah berkelit ketika dimintai pertanggungjawaban seputar fasilitas dan dana2 yang pernah dikeluarkan oleh mahasiswa.

Kampusku adalah gambaran sempurna tentang berjalannya korupsi dari tingkat paling bawah yaitu mahasiswa sampai tingkat eksekutif yakni yayasan. Bilang wow yaaaa?

Masih banyak cerita tentang MAFIA KAMPUS yang akan kuceritakan di blog ku ini.

Sementara cukup sekian dulu.

Minggu, 26 Agustus 2012

Mahasiswa Kedokteran Galau

Siang ini... terduduk terpaku di Mushollah gedung B kampusku.
Membaca sholawat nariyah tanpa henti, berharap dosen waliku akan mengijinkanku mengambil SKS penuh. Meskipun dengan nilai IP yang kurang bagus, entah begitu berharapnya aku mendapatkan SKS penuh. Pesannya Kyai Sulaiman yang membimbingku,"Kalau ingin mendapat belas kasihan dari orang maka bacalah sholawat nariyah."

Saat aku memberanikan diri masuk ke ruangan dosen waliku, ternyata sepi, kosong, beliau tidak ada. entah kemana. Aku jadi ragu. Maka aku putuskan untuk tidak perwalian hari ini.

Sahabat Budug,
aku adalah salah satu mahasiswa kedokteran yang saat ini sedang galau. Aku ini bukan mahasiswa pintar, aku justru sering beranggapan aku ini tidak pantas menjadi dokter. Kenapa? karena aku ini tidak terlalu pintar.
Semakin hari aku semakin resah, meragukan diri sendiri apakah aku mampu menjadi seorang dokter yang bisa memberikan pelayanan kesehatan yang layak kepada masyarakat. Dengan nilaiku yang kecil, IP rendah, pantaskah aku disebut dokter nantinya?
Bagaimana bila aku tidak mampu menjadi dokter yang mampu membantu masyarakat?
Bagaimana bila ternyata aku ini jauh dari ekspektasi dan harapan kedua orang tuaku dan keluarga besarku?

semua ini membebaniku.
rasanya sudah usaha meski sekuat tenaga tapi memang prosesku lebih lambat daripada mahasiswa kedokteran yang lain.

Impianku membangun Rumah Sakit Internasional di dekat jalan tol daerah Sidoarjo, apakah itu cuma khayalanku saja?
Meski kadang saat aku melewati hamparan sawah dekat tol itu saat aku pulang ke rumah, aku bacakan sholawat agar khayalanku menjadi nyata.

Sahabat Budug,
aku bingung bagaimana caranya menjadi mahasiswa kedokteran yang pintar sekaligus punya nurani. Aku melihat banyak temanku yang menjadi dokter karena uang dan keterpaksaan. Ada juga temanku yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tinggi agar cepat lulus tapi mereka tidak punya kemampuan sebagai seorang dokter. Aku melihat banyak mahasiswa kedokteran pintar namun nurani mereka hanya seputar nilai dan materi.
dan sisanya mungkin mahasiswa seperti aku, kurang pintar tapi nurani sebagai seorang dokter ada.

entah apa yang bisa kulakukan saat ini untuk mengubah hidupku.
Jumlah SKS ku yang tidak lulus adalah 63. Itu angka yang fantastis, jelas tidak mungkin aku lulus tepat waktu. Butuh proses yang sangat panjang dan panjang untuk jadi dokter yang baik dan sukses.

Sabtu, 25 Agustus 2012

Ikrar Budug

Sudah sejak lama sebenarnya mengembangkan diri melalui blog. Tapi selalu banyak kendala dan banyak alasan yang membuatku berganti-ganti blog.
namun kali ini aku berusaha istiqomah. Lillahi ta'ala ingin menebarkan sesuatu yang bermanfaat melalui blog ini.

Sahabat Budug.... sebenarnya nama itu aku ambil dari julukan yang diberikan oleh teman-teman di kampus. Agar terdengar familiar dan lucu saja.

dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,,, maka aku ikrarkan diri untuk terus menghidupkan blog ini dan membuat karya. Aku akan membangkitkan semangat berkaryaku lagi, semangat menulisku yang banyak terkubur akibat kemalasan dan kemanjaanku dalam menjalani hidup ini.

Blog ini juga sebenarnya berangkat dari kegalauanku akan hidup ini. Banyak hal yang sedang aku pikirkan saat ini. Hidupku saat ini berantakan, banyak kepalsuan dan kebohongan. Banyak orang ber"topeng" di sekitarku.

Aku lelah sebenarnya menghadapi hidup ni. Tapi aku harus terus yakin pada Allah bahwa cobaan dari-Nya tidak akan melebihi kuasa hamba-Nya.

Sekian