Permasalahan yang ada di Indonesia ini semakin lama semakin kompleks dan beragam. Terjadi banyak hal yang membuat hati kita miris dengan kondisi bangsa kita saat ini. Satu demi satu masalah muncul, seperti intoleransi dalam beragama dengan perusakan tempat ibadah bahkan berujung pada pembunuhan ras, suku atau umat agama tertentu. Selain itu, pemerintah mulai legislatif, yudikatif dan eksekutif sudah terlalu banyak membuat rakyat kecewa dengan segala tindak-tanduk wakil rakyat yang amoral.
Di tengah rusaknya kehidupan di Indonesia, sosok KPK sebagai sebuah lembaga independen yang bertugas mengungkap dan menangkap koruptor yang bersarang di negeri ini sangat disorot dan diharapkan membawa perubahan. Tidak sedikit orang-orang yang ingin mengintervensi keberadaan KPK. KPK memang mulai ditakuti oleh koruptor-koruptor yang akan mendekati penjara dan sentuhan hukum. Beberapa kasus korupsi sudah diselesaikan oleh KPK dan masih ada juga yang belum terungkap. Mungkin karena banyaknya konspirasi terselubung di berbagai elemen pemerintahan.
Meskipun saya bukan mahasiswa jurusan politik, namun dalam dunia kedokteran yang saya tekuni, kejahatan korupsi adalah suatu tindakan kriminal. Korupsi itu tidak hanya mencakup materi semata. tetapi ketika seseorang menyia-nyiakan kepercayaan orang lain dan menyalahgunakan kekuasaan sekecil apapun itu tetap saja bagian dari korupsi. Sejak Sekolah Menengah Atas, banyak guru saya yang memberitahu tentang korupsi, seperti korupsi waktu dengan menyia-nyiakannya, korupsi dalam menyontek saat ujian, dan lain-lain. Bahkan setiap Hari Anti Korupsi, sebuah lembaga di SMA saya yang bernama Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) selalu berkampanye tentang ANTI KORUPSI. Pelajaran dan kegiatan tersebut melekat dalam kehidupan saya sehari-hari.
KETUA KPK
Jika saya menjadi ketua KPK, saya tidak bisa bekerja sendiri. Seorang pemimpin tidak akan mampu mengemban tugas tanpa bantuan anak buahnya. Dalam sebuah organisasi, adanya visi dan misi yang jelas disertai komitmen seluruh elemen yang ada dalam organisasi insya Allah dapat mewujudkan tujuan dan hasil yang maksimal. Itulah yang saya pelajari dari sekian banyak organisasi yang saya ikuti. Tentu saja KPK adalah organisasi yang jauh lebih besar dan kompleks, serta banyak orang yang andil di dalamnya.
Langkah awal yang saya lakukan adalah menyatukan visi dan mencari misi bersama yang sinergis di seluruh anggota KPK. Meskipun saya seorang ketua, saya akan memberikan teladan sebelum menyuruh anak buah saya melakukan apa yang saya perintah. Saya juga akan terbuka dan transparan dalam melakukan keputusan serta menjalankan pekerjaan. Jika masing-masing anggota dan ketua di KPK dapat saya satukan dan langkah mereka menyatu dengan langkah saya, keyakinan bahwa KPK menjadi sebuah lembaga yang susah untuk diintervensi dan tidak akan ada pihak yang berani menghalangi tugas kami untuk memberantas korupsi akan terwujud.
Tentunya tidak mudah menyatukan kepentingan dan pemikiran serta pendapat begitu banyak "kepala" di lembaga KPK. Namun itu adalah langkah awal yang penting untuk dilakukan. Tidak boleh ada anggota yang tidak puas dengan keputusan yang sudah dibuat bersama, karena tujuan KPK adalah satu yakni memberantas korupsi. Jika ada anggota KPK yang masih memiliki tujuan yang berbeda, upaya yang harus saya lakukan adalah mengajaknya pada tujuan utama, jika dia tidak mau maka saya mempersilakan anggota tersebut untuk bekerja di lembaga lain.
Langkah kedua setelah saya dapat menyatukan visi dan mencapai misi sesuai kesepakatn bersama, saya akan mulai menata kembali program yang dicanangkan oleh KPK sesuai dengan UU. Mengurutkan mana yang urgent harus segera diselesaikan, mana yang harus dipingggirkan sementara untuk mendapatkan hasil maksimal. Jika semua kasus sudah dirunutkan dan tertata rapi, pembagian tugas sudah diberikan, selanjutnya harus ada tindakan nyata untuk menyelidiki.
Langkah ketiga, saya akan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung kegiatan pemberantasan korupsi, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya dan tentunya politik. Untuk mewujudkan Indonesia Bersih Korupsi harus diselaraskan dengan bantuan rakyat juga. Program KPK dengan membuat film, melakukan sosialisasi di sekolah tentang budaya korupsi, mengajak pakar sosial dan politik untuk berdiskusi dan mencari jalan terbaik serta merangkul pemuka agama untuk giat menyebarkan ajaran agar tidak melakukan korupsi.
Proses untuk mewujudkan Indonesia Bersih Korupsi tidaklah bisa dalam sekejap. Rakyat juga harus memahami bahwa tanpa bantuan semua elemen bangsa, KPK tidak akan bisa bertindak dan akan terus dihalangi tugasnya.
Apa yang saya tuliskan mungkin terlihat sepele bagi sebagian orang, namun hal kecil yang harus kita tata adalah NIAT atau TUJUAN kita sebenarnya. Jika kita mengetahui dampak dari budaya korupsi, memahami apa yang akan terjadi pada generasi kita nanti, marilah lekas membantu KPK dalam mewujudkan Indonesia Bersih Korupsi. Sebagai orang tua kita tanamkan kejujuran sejak dini pada keluarga. Sebagai guru kita didik murid-murid kita untuk berani berkata tidak pada korupsi. Sebagai rakyat kita berani untuk mengingatkan pemimpin yang lalim dan dzalim. Apapun status sosial kita, korupsi adalah masalah kita bersama, masalah semua rakyat yang peduli akan bangsa dan negaranya.
Semoga bermanfaat. SEKIAN
Tulisan di atas dilombakan dalam ajang "Lomba Blog Andai Aku Menjadi Ketua KPK" yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dan Tempo Media Group.
Tulisan di atas belum pernah diikutkan dalam lomba apapun dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya alias orisinil pemikiran pribadi.
0 komentar:
Posting Komentar